Jika Ingin Filenya Secara Lengkap, Silahkan Bisa di Download disini
Pengetahuan tentang populasi sebagai bagian dari pengetahuan
ekologi telah berkembang menjadi semakin luas. Dinamika populasi tampaknya
telah berkembang menjadi pengetahuan yang dapat berdiri sendiri. Dalam perkembangannya
pengetahuan itu banyak mengembangkan kaidah-kaidah matematika terutama dalam
pembahasan kepadatan dan pertumbuhan populasi.
Pengembangan kaidah-kaidah
matematika itu sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan pertumbuhan
populasi organisme di masa yang akan datang. Penggunaan kaidah matematika itu
tidak hanya memperhatikan pertumbuhan populasi dari satu sisi yaitu jenis
organisme yang di pelajari, tetapi juga memperhatikan adanya pengaruh dari
faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Pengetahuan tentang
dinamika populasi menyadarkan orang untuk mengendalikan populasi dari pertumbuhan
meledak ataupun punah.Populasi juga mempunyai sejarah hidup dalam arti mereka tumbuh, mendadakan pembedaan dan memelihara diri seperti yang di lakukan organisme. Di samping itu populasi juga mempunyai organisasi dan struktur yang dapat dilukiskan. Tetapi ada kalanya dalam praktek sehari-hari, pengertian populasi itu dinyatakan dalam pengertian heterospesies dan polispesies.
Masalah yang akan di bahas dalam makalah yang berjudul
“Dinamika Populasi” ini meliputi pengertian populasi, ciri-ciri populasi,
parameter utama populasi, tabel kehidupan dan rasio kelamin, struktur utama
populasi, piramida ekologi dan pertumbuhan populasi serta penyebaran individu
dalam populasi.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut :
1.
Seperti
apa gambaran tabel kehidupan mengenai lama hidup, mortalitas dan harapan hidup
pada interval umur tertentu ?
2.
Bagaimana perbandingan rasio kelamin
suatu populasi ?
3.
Hal apa yang menyebabkan adanya penyebaran
populasi hewan pada wilayah tertentu ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
Untuk mengetahui gambaran tabel kehidupan mengenai lama
hidup, mortalitas dan harapan hidup pada interval umur tertentu.
2.
Untuk mengetahui perbandingan rasio
kelamin suatu populasi.
3.
Untuk mengetahui hal yang menyebabkan
adanya persebaran populasi hewan pada wilayah tertentu.
1.4
Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari makalah ini yaitu
:
1.4.1 Manfaat
Bagi Pembaca
Memberikan
wawasan mengenai materi dinamika populasi, yang membahas beberapa topik seperti
yang akan dijabarkan pada bab selanjutnya.
1.4.2 Manfaat
Bagi Mahasiwa
Dengan adanya tugas
ini, memberikan peluang kepada mahasiswa untuk mencari dan membaca buku-buku
yang berkaitan dengan tugas yang telah diberikan sehingga mampu untuk memadukan
serta mengembangkan pengetahuan yang
telah dimiliki dan diperoleh.
1.4.3 Manfaat
Bagi Universitas
Untuk
memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa sebagai tugas untuk mendapatkan
penilaian yang sesuai dengan hasil dan proses saat pembelajaran.
1.5 Metode
Penulisan
Dalam
makalah ini digunakan metode library research. Metode library research merupakan
suatu metode pengumpulan data-data dari berbagai pustaka.
BAB II
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Populasi
Populasi adalah kumpulan individu yang sejenis yang hidup
pada suatu daerah dan waktu tertentu. Pengertian ini dikemukakan untuk
menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas
di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan
perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah.
Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya
dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi
genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi
Dalam
penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan
kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain. Pemisahan
kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca
yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk
melakukan tukar menukar informasi genetik. Populasi-populasi yang hidup secara
terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh, populasi banteng di Pulau Jawa
terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu terdapat di kawasan Taman Nasional
Baluran yang terletak di ujung timur, yang lain terdapat di kawasan Taman
Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Jika isolasi
geografis atau cuaca itu menyebabkan hewan sama sekali tidak dapat melakukan
pertukaran informasi genetik, maka antara kelompok yang satu dengan yang lain bisa
terdapat variasi-variasi genetik sebagai akibat seleksi alam yang terjadi di
tempat masing-masing. Namun, jika ada kejadian yang memungkinkan dua populasi
yang terpisah dapat bersatu, pertukaran informasi genetik dapat berlangsung.
2.1.1
Ciri-Ciri Dasar Populasi
Ada
dua ciri dasar populasi, yaitu : ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang
dimiliki oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri
statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok
individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya.
A.
Ciri- ciri Biologi
Seperti
halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri biologi, antara
lain :
a. Mempunyai
struktur dan organisasi tertentu, yang sifatnya ada yang konstan dan ada pula
yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur)
b. Ontogenetik,
mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua
= senessens, dan mati)
c. Dapat
dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan
lingkungan
d. Mempunyai
hereditas
e. Terintegrasi
oleh faktor- faktor hereditas oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan
ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran
reproduktif dan persistensi). Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan
untuk meninggalkan keturunan untuk waktu yang lama.
B.
Ciri- ciri Statistik
Ciri- ciri statistik merupakan ciri-
ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan pada individu, melainkan merupakan
hasil perjumpaan dari ciri-ciri individu itu sendiri, antara lain:
a. Kerapatan
(kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter- parameter utama yang
mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
b. Sebaran
(agihan, struktur) umur
c. Komposisi
genetik (“gene pool” = ganangan gen)
d. Dispersi (sebaran
individu intra populasi)
2.1.2
Parameter Utama Populasi
A.
Natalitas
Merupakan
kemampuan populasi untuk bertambah atau untuk meningkatkan
jumlahnya, melalui produksi individu
baru yang dilahirkan atau ditetaskan dari telur melalui aktivitas perkembangan.
Laju
natalitas : jumlah individu baru per individu atau per betina per satuan waktu.
Ada dua
aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain :
a.
Fertilitas
Tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalam populasi,
dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang di ovovivarkan
atau jumlah anak yang dilahirkan.
b.
Fekunditas
Tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan
individu baru.
B.
Mortalitas
Menunjukkan
angga kematian individu dalam populasi.
Dapat
dibedakan dalam dua jenis yakni:
a.
Mortalitas
ekologik = mortalitas yang direalisasikan yakni,matinya individu dibawah
kondisi lingkungan tertentu.
b.
Mortalitas
minimum (teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi lingkungan yang
ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia tua.
C.
Densitas ( Kepadatan )
Menunjukkan jumlah individu suatu
spesies per satuan luas atau volume
Cara mengukur kepadatan populasi:
a. Menghitung langsung
b. Teknik sampling (petak contoh)
c. Indikator tidak langsung (feses,sarang,jejak
dll)
2.2
Dinamika Populasi
Merupakan perubahan ukuran populasi yang terjadi sepanjang
waktu. Dinamika populasi membahas cara populasi spesies tertentu berkembang dan
menyusut serta sebab-sebab peningkatan dan penurunan jumlah populasi tersebut.
Penelitian yang cermat terhadap gerakan fluktuasi populasi mengungkapkan bahwa
bahkan dalam system alam yang tampaknya sangat stabil itu, ada
kekuatan-kekuatan dinamis yang dapat menimbulkan efek dramatis dan menghasilkan
perubahan drastis dalam jumlah populasi. Contohnya pada lemming, binatang pengerat yang kecil ini hidup di wilayah yang
sangat dingin dibelahan bumi utara. Setiap tiga atau empat tahun jumlah lemming menjadi amat banyak, lalu
terlihat binatang ini melakukan migrasi besar-besaran. Diduga ini terjadi
karena persediaan makanan yang ada telah habis. Cerita-cerita mengenai lemming yang bunuh diri muncul
berdasarkan fakta bahwa binatang ini akan menyeberangi sungai untuk mencari
makan. Ketika mencapai laut, mereka juga mencoba menyeberangi laut tersebut dan
akibatnya mereka mati tenggelam.
Hal ini tentu berkaitan dengan parameter populasi. Khusus di
dalam pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya mekanisme “density
dependent” (mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) : faktor yang
mengendalikan populasi lebih berpengaruh pada populasi yang besar dibandingkan
populasi yang kecil. Contohnya : kompetisi, predasi dan parasitisme. Dan mekanisme
“density independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan) : faktor
yang mengendalikan populasi tidak tergantung dengan ukuran populasi. Contohnya
: kebakaran hutan, kekeringan,letusan gunung berapi.
Secara
umum, aspek-aspek yang dipelajari dalam dinamika populasi adalah:
1.
Populasi sebagai komponen dari sistem lingkungan.
2.
Perubahan jumlah individu dalam populasi.
3. Tingkat
penurunan, peningkatan, penggantian individu dan proses yang menjaga kestabilan
jumlah individu dalam populasi.
4. Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah individu dalam populasi.
2.3
Tabel Kehidupan dan Struktur Umur
Populasi
Tabel kehidupan menggambarkan lama hidup, mortalitas dan
harapan hidup pada interval umur tertentu.
Untuk menggambarkan sebaran umur
dalam populasi, dapat di lakukan dengan mengatur data kelompok usia dalam
bentuk suatu poligon atau piramida umur. Dalam hal ini jumlah individu atau
persentase jumlah individu dari tiap kelas usia di gambarkan sebagai
balok-balok horizontal dengan panjang relatif tertentu. Secara hipotesis, ada
tiga bentuk piramida umur populasi, yakni :
a. Populasi
yang sedang berkembang
b. Populasi
yang stabil
c. Populasi
yang senesens (tua)
Gambar.
01
Gambar.
02
Rasio kelamin merupakan proporsi jantan terhadap betina
dalam sebuah populasi. Rasio kelamin primer (rasio kelamin pembuahan) cenderung
1:1. Rasio kelamin sekunder (rasio kelamin kelahiran) diantara mamalia sering
kali lebih berat kearah jantan, tetapi berpindah kearah betina pada kelompok
umur yang lebih tua. Pada jenis-jenis burung, rasio kelamin cenderung lebih
berat kearah jantan. Tergantung pada sistem perkawinan jenis hewan, perubahan
dari rasio 1:1 dapat mempengaruhi dinamika populasi.
Gambar. 03
Gambar. 04
Kegunaan dari tabel
tersebut adalah:
1. Menganalisa kemungkinan bertahan hidup suatu
individu dalam suatu poulasi
2. Menentukan umur yang paling rentan mati
3. Menduga pertumbuhan populasi
Ada dua tipe tabel
kehidupan, yaitu:
1. Table statik (time specific life table):
lebih sesuai untuk organisme yang bergerak dan berumur panjang. Data yang
diapakai adalah data pada waktu tertentu untuk semua kelompok umur yang
ditemukan dalam populasi saat itu.
2. Tabel Dinamik (age-specific/cohort life table):
lebih sesuai untuk tumbuhan dan organisme sejenis lainnya, serta yang berumur
pendek. Data diperoleh dengan mengikuti dinamika suatu kelompok individu yang
lahir pada waktu tertentu, dari lahir sampai mati.
2.4
Piramida Ekologi dan Biotis
Piramida ekologi merupakan gambaran mengenai hubungan antara
pemakan dan yang dimakan dalam rantai makanan beserta jumlahnya, sedangkan
piramida biotis merupakan diagram hubungan tingkat kedudukan dan jumlah
populasi.
Struktur
trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3
jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida
energi.
a. Piramida
jumlah
Merupakan metode sederhana untuk mengukur jumlah organisme
dalam tingkat trofik yang dibentuk dalam hubungan piramida. Dapat dikatakan
bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak
daripada organisme herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih
banyak daripada jumlah karnivora tingkat 1. Karnivora tingkat 1 juga selalu
lebih banyak daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas
jumlah organisme di tiap tingkat trofik.
Gambar. 05
b.
Piramida
biomassa
Merupakan piramida yang menggambarkan berat atau massa
kering seluruh organisme pada setiap tingkatan trofik dalam kurun waktu
tertentu pada suatu komunitas atau rantai makanan.
Seringkali
piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan aliran energi
dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan dengan
piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu.
Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme
di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat
diperkirakan.
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa
seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk
menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan
diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini
akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada
ekosistem.
Gambar. 06
c.
Piramida Energi
Merupakan
piramida yang menggambarkan perpindahan energi yang melintas setiap tingkatan
trofik dalam suatu ekosistem.
Seringkali
piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang
ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi
yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran
paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.
Pada
piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia
di tiap tingkat trofik. Berkurangnya energi yang terjadi di setiap trofik
terjadi karena hal-hal berikut:
1. Hanya sejumlah
makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
2. Beberapa makanan
yang dimakan tidak bisa dicernakan dan dikeluarkan sebagai sampah.
3.
Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme.
Gambar.
07
2.5
Penyebaran Individu dalam Populasi
Dispersi
atau pola penjarakan (pola penyebaran) secara umum dapat di bedakan atas 3 pola
utama yaitu:
a.
Acak
(Random)
Merupakan pola persebaran dimana kehadiran suatu individu
tidak mempengaruhi atau dipengaruhi individu lainnya. Penyebaran secara
acak jarang terjadi di alam dan dapat terjadi apabila lingkungan sangat seragam
dan tidak ada kecendrungan untuk berkelompok. Pada pola sebaran ini
peluang suatu individu untuk menempati sesuatu situs dalam area yang di tempati
adalah sama, yang memberikan indikasi bahwa kondisi lingkungan bersifat
seragam.
Contoh : laba-laba
serigala yang muncul dimana saja. Kutu beras, remis dalam lumpur. Hal ini terjadi
karena lingkungan sangat homogen.
b.
Teratur (Seragam, unity)
Merupakan persebaran seragam; pola persebaran dalam ruang
dimana jarak individu dan pengamatannya teratur antara satu dengan yang
lainnya.
Pola
sebaran ini terjadi apabila diantara individu-individu dalam populasi terjadi
persaingan yang keras atau ada antagonisme positif oleh adanya
teritori-teritori terjadi penjarakan yang kurang lebih merata. Pola sebaran
teratur ini relatif jarang terdapat di alam. Penyebaran seragam (uniform) terjadi apabila
kompetisi antar individu sangat hebat atau ada organisme positif yang mendorong
pembagian ruang yang sama. Berkelompok dengan bermacam derajat merupakan pola
yang paling umum ddalam populasi dan hampir merupakan aturan apabila dipandang
dari sudut individu. Akan tetapi harap diperhatikan bahwa penyebaran
berkelompok mendekati acak.
c.
Mengelompok (Teragregasi, Clumped)
Merupakan pola sebaran yang relatif paling umum terdapat di
alam pengelompokan itu sendiri dapat terjadi oleh karena perkembangbiakan,
adanya atraksi sosial dan lain-lain. Penyebaran secara berkelompok terutama disebabkan
oleh respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara lokal, respon dari
organisme terhadap perubahan cuaca musiman, akibat dari cara atau proses
produksi/regenerasi, sifat-sifat organisme dengan organ vegetatifnya yang
menunjang untuk terbentuknya kelompok atau koloni. Kecendrungan organisme untuk
berkelompok misalnya waktu berbiak, membentuk koloni
Contoh : semut, rayap.
Selanjutnya
Hutchinson menyebutkan beberapa factor penyebab perbedaan pola sebaran sebagian
anggota populasi adalah:
a.
Faktor vektorial yang
timbul dari gaya-gaya eksternal, seperti arah angin, arah aliran air, dan
intensitas cahaya.
b.
Faktor reproduktif yaitu
faktor yang berkaitan dengan cara berkembang biak, misalnya tumbuhan yang
berbiji seperti kemiri sangat lambat menyebar jauh dari pohon induknya.
c.
Faktor sosial sebagai
sifat yang dimiliki oleh spesies tertentu, misalnya
perilaku territorial.
d.
Faktor koaktif yang
timbul karena persaingan intra jenis.
e.
Faktor stokastik karena
adanya keragaman acak dalam salah satu faktor di atas.
2.5.1
Distribusi
populasi
Distribusi adalah penyebaran hewan dan
tumbuhan dimuka bumi.
Ada 3 bentuk distribusi yang berkaitan dengan populasi
yaitu :
a. Emigrasi : gerakan keluar satu arah ; perpindahan keluar dari area suatu
populasi
b. Immigrasi : gerakan masuk satu arah ; perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan
mengakibatkan meningkatkan kerapatan
c. Migrasi : perpindahan keluar masuk secara periodik ; menyangkut perpindahan (gerakan)
periodik berangkat dan kembali dari populasi.
Pengaruh penyebaran pada populasi akan mengkibatkan
:
a. Kecil, apabila individu yang masuk atau keluar populasi sedikit tau
populasinya besar.
b. Besar, apabila penyebaran yang terjadi secara massal (sangat besar
jumlahnya) dan terjadi dalam waktu yang pendek.
Penyebaran populasi dipengaruhi oleh :
1. Barier, misalnya : sungai, gunung, lembah,
dan sebagainya
2. Vigalitas atau kemampuan gerak organisme.
Umumnya
organisme dengan vigalitas tinggi akan memudahkan penyebaran, misalnya: burung,
serangga. Penyebaran merupakan sarana dimana daerah baru atau lahan yang kosong
yang semula tidak dihuni akan menjadi dihuni sehingga terbentuk suatu
keseimbangan baru, disamping itu penyebaran juga penting untuk gene flow dan
pembentukan species baru.
2.5.2 Penyebab Persebaran
a. Tekanan Populasi, dengan bertambahnya jumlah populasi di dunia ini, maka
tumbuhan dan hewan akan berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain dan
menyebabkan jumlah mereka tersebar di dunia
b. Persaingan, persaingan yang dimaksudkan disini adalah perebutan
wilayah kekuasaan. Nah, tumbuhan yang kuat mempertahankan wilayahnya akan
menghasilkan populasi besar sehingga ia menyebar.
c. Perubahan
Habitat, berubahnya lingkungan tempat
tinggal dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan
tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah asal.
2.5.3 Sarana
Persebaran
a. Udara, dalam hal ini digunakan oleh hewan untuk terbang.
Sedangkan hewan menggunakan
tekanannya dalam bentuk perpindahan benih dari satu tempat
ke tempat yang lain.
b. Air, kemampuan hewan dalam berenang
terutama hewan-hewan air menyebabkan perpindahan mudah terjadi. Benih
tumbuhan dapat terangkut dan berpindah tempat dengan menggunakan media aliran
air sungai atau arus laut.
c. Tanah, sudah jelas. Hewan dan tumbuhan membutuhkan tanah untuk
persebaran.
d. Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja ataupun tidak
manusia dapat menyebabkan perpindahan tumbuhan dan hewan. Seperti tikus yang
terperangkap di dalam tas seseorang, atau mungkin benih kembang sepatu yang
melengket si baju seseorang.
2.5.4 Hambatan Persebaran
1. Hambatan
Iklim, keadaan iklim terutama yang
bersifat ekstrim dapat dapat menghambat persebaran misalnya kondisi temperatur,
kelembaban udara dan curah hujan.
2. Hambatan Edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi
tanaman/tumbuhan karena sangat memerlukan unsur-unsur penting dalam tanah yaitu
unsur hara, udara, kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras
membuat hewan-hewan yang terbiasa menggali tanah dan bertempat tinggal di dalam
tanah memilih mencari daerah yang lapisan tanahnya tebal dan gembur.
3. Hambatan Geografis, bentang alam muka bumi dapat
menghambat persebaran tumbuhan dan hewan seperti samudera, padang pasir, sungai
dan pegunungan.
4. Hambatan Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup serta persediaan
bahan makanan yang melimpah menjadi faktor penghambat tumbuhan dan hewan dalam
bermigrasi. Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi alam.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Dari paparan didepan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
a. Tabel kehidupan menggambarkan lama
hidup, mortalitas dan harapan hidup pada interval umur tertentu. Fungsi dari
table tersebut antara lain menganalisa kemungkinan bertahan hidup, menentukan
umur yang paling rentan mati serta menduga pertumbuhan populasi.
b. Rasio kelamin merupakan proporsi
jantan terhadap betina dalam sebuah populasi. Rasio kelamin primer (rasio
kelamin pembuahan) cenderung 1:1.
c. Penyebab penyebaran populasi pada
wilayah tertentu yaitu adanya tekanan populasi, persaingan serta perubahan
habitat.
3.2
Saran
Mungkin hanya itu yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan
makalah ini dan penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi
paparan materi ataupun penulisan. Penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya tugas berikutnya yang
lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Anon. 2001. Ekologi.
Jakarta. PT Balai Pustaka Jakarta.
Anon (2011). Ekologi Hewan. http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme. Diakses pada 14 Maret 2014
Hamid,Syamsudin. 2010. Kamus
Lengkap Biologi. Jakarta. Gama Press.
Rizal Suhardi. 2012.online. www.google.co.id//ekologi hewan//populasi hewan/d/?//. Diakses pada 14 Maret 2014
Susanto,
Pudyo. 2000. Ekologi Hewan. Jakarta :Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
terima kasih banyak
BalasHapus